Jumat, 30 Juni 2017

Empat KA Ekonomi Bersubsidi di Daops 2 Mengalami Penyesuaian Tarif Mulai 7 Juli. Apa saja? Ini Rinciannya!

(KA Pasundan jurusan Surabaya Gubeng - Kiaracondong sedang berhenti di Stasiun Cipeundeuy. FOTO: M REZA FAUZIE)

SEJUMLAH KA Ekonomi bersubsidi akan mengalami penyesuaian tarif mulai 7 Juli 2017. Hal itu berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan RI No PM 42 Tahun 2017. Khusus di Daops 2, ada empat kereta yang akan mengalami perubahan tarif.

Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daops 2 Bandung, Joni Martinus. menyebutkan kereta tersebut adalah KA Kahuripan rute Kiaracondong - Blitar, KA Pasundan rute Kiaracondong - Surabaya Gubeng, KA Serayu rute Kiaracondong - Pasar Senen dan Kiaracondong - Purwokerto, serta KA Kutojaya Selatan rute Kiaracondong - Kutoarjo.

Menurut Joni, penyesuaian tarif ini diberlakukan untuk semakin meningkatkan pelayanan kepada masyarakat  pengguna jasa  kereta api ekonomi bersubsidi.

"KA Ekonomi bersubsidi telah banyak mengalami perubahan pelayanan, baik itu dalam kapasitas penumpangnya atau pun pelayanan di dalam kereta," paparnya dalam rilis yang diterima Jejak Railfans Cianjur.

Selain pembatasan kapasitas penumpang yang hanya diperbolehkan 100%, Joni menyebutkan KA Ekonomi bersubsidi pun telah dilengkapi beberapa fasilitas. Seperti pendingin ruangan, toilet ramah lingkungan, serta colokan listrik dise tiap deret bangkunya.

"Masyarakat dapat melakukan pembelian tiket kereta tersebut diberbagai channel resmi penjualan tiket KA," tandasnya.(mrezafauzie)

Adapun penyesuaian tarif keempat kereta tersebut adalah sebagai berikut:

1.KA Kahuripan dari Rp 84.000 menjadi Rp 95.000
2.KA Pasundan dari Rp 94.000 menjadi Rp 110.000
3.KA Serayu dari Rp 67.000 menjadi Rp 70.000
4.KA Kutojaya Selatan dari Rp 62.000 menjadi Rp 65.000

Rabu, 28 Juni 2017

Warga Minta Halte Sindangresmi Difungsikan, Ini Kata Daops 2 Bandung


MANAGER Humas PT KAI Daops 2 Bandung, Joni Martinus, memberikan penjelasannya terkait keinginan warga agar KA Siliwangi singgah di Halte Sindangresmi. Sebelumnya diberitakan "Jejak Railfans Cianjur" bahwa warga sekitar mengharapkan halte tersebut difungsikan kembali.

"Terkait dengan harapan warga  agar KA Siliwangi berhenti di Sindangresmi, penjelasannya bahwa KA Siliwangi merupakan KA perintis yang pembiayaannya dari dana pemerintah, melalui  Direktorat Jenndral Perkeretaapian Kemenhub. Sehingga perlu  koordinasi persetujuan dari Ditjenka untuk merealisasikan hal tersebut," paparnya saat dikonfirmasi, Kamis (29/6).

Joni menambahkan, diperlukan banyak pertimbangan untuk mengoperasikan halte tersebut. Misalnya dari fasilitas, sumber daya manusia (SDM) hingga efektifitas kereta berhenti di sana. Dia membenarkan bahwa halte yang terletak di Desa Girimukti Kecamatan Campaka itu berada di wilayah Daops 2 Bandung yang sudah tidak beroperasi.

"Saat ini stasiun tersebut sudah tidak beroperasi, sehingga diperlukan banyak pertimbangn untuk kembali mengoprasikannya. Di antaranya perbaikan fasilitas stasiun, SDM, alat pengaman perjalanan kereta api, kajian sejauh mana efektifitasnya jika KA tersebut berhenti di sana. Dan tentu saja proses koordinasi perizinan dari Ditjenka Kemenhub," tambahnya.

Di sisi lain, Joni menambahkan hal yang juga penting adalah peran serta pemerintah untuk mengusulkan hal tersebut kepada Ditjenka Kemenhub.

"Tentu saja hal yang tak kalah penting adalah peran serta  pemerintah setempat (Cianjur) untuk secara sungguh-sungguh dan maksimal mengusulkan hal tersebut secara resmi kepada  Ditjenka Kemenhub," tandasnya.(mrezafauzie)

Warga Harapkan KA Siliwangi 'Singgah' di Halte Sindangresmi


WARGA Kampung Sindangresmi Desa Girimukti Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur mengharapkan agar KA Siliwangi yang kini melayani rute Cianjur - Sukabumi, melayani turun dan naik penumpang di Halte Sindangresmi. Hal itu untuk mempermudah aktivitas warga menuju Cianjur ataupun Sukabumi.

Unang Sudirman (50), tokoh masyarakat setempat, memaparkan bukan hanya warga sekitar yang berharap agar KA Siliwangi singgah di Halte Sindangresmi. Tetapi mayoritas warga di empat desa juga menginginkan kereta api menaikan atau menurunkan penumpan di sana.

"Mayoritas warga di empat desa ingin kereta berhenti di sini (Halte Sindangresmi), dari Desa Cikondang Kecamatan Cibeber, Desa Susukan Kecamatan Campaka, Desa Girimukti Kecamatan Campaka, dan Desa Cibokor Kecamatan Cibeber," paparnya saat ditemui, Rabu (28/6).

Dia mengatakan, sudah beberapa tahun kereta api tidak singgah di halte tersebut. Terakhir sekitar tahun 2000 dimana KA Lokal jurusan Lampegan - Ciroyom masih beroperasi dengan kelas ekonomi.

"Terakhir tahun 2000-an zamannya kereta masih dua gerbong. Dulu tiketnya Rp 2.000 ke Bandung. Kalau ke Cibeber Rp 600. udah beberapa tahun kereta gak berhenti di sini," tambah dia.

Menurutnya, jika Halte Sindangresmi kembali digunakan warga akan terbantu dalam aktivitasnya. Seperti untuk berwisata, silaturahmi, atau ke pasar untuk membeli barang belanjaan.

"Okupansinya bagus. Sekarang kalau mau naik kereta harus naik ojek ke Cibeber Rp 5 ribu. Pulangnya juga ongkos lagi," tutupnya.

Sementara itu hingga berita ini diturunkan belum ada keterangan resmi dari pihak terkait.(mrezafauzie)

Selasa, 27 Juni 2017

Tahun Ini, Okupansi Pemudik di Daops 2 Naik 16 Persen


OKUPANSI penumpang KA di wilayah Daops 2 Bandung pada musim mudik Lebaran tahun 2017 meningkat hingga 16 persen dari tahun sebelumnya. Tercatat ada sebanyak 630.472 penumpang yang diberangkatkan sejak H -10 sampai H + 2 Idul Fitri.

Manager Humas PT KAI Daops 2 Bandung, Joni Martinus, memaparkan pada Senin (26/6) ada sebanyak 12.705 penumpang KA utama kelas eksekutif, bisnis, dan ekonomi. Lalu jumlah penumpang KA Lokal Bandung Raya ada sebanyak 57.835 orang.

"Jumlah total penumpang yang berangkat pada H + 2  sebanyak 70.540 orang," paparnya dalam keterangan yang diterima melalui pesan Whats App.

Joni menuturkan, jumlah total volume penumpang yang diangkut sejak H - 10 sampai H + 2 untuk KA utama sebanyak 131.614 orang, atau naik 25 persen dibanding tahun 2016 sebanyak 105.490 orang. Lalu total volume penumpang KA Lokal dari H -10 sampai H + 2  sebanyak 498.858 orang, atau naik 14 persen dibanding tahun 2016 sejumlah 439.501 orang.

"Jumlah total gabungan antara KA Utama dan KA Lokal dari H -10  sampai H + 2 sebanyak 630.472 penumpang, atau rata-rata naik   16 persen dibanding tahun 2016 sejumlah 544.991 orang," tambahnya.

Puncak arus mudik di Daops 2 Bandung terjadi pada H - 7 Lebaran yaitu sebanyak 63.734 penumpang. Adapun jumlah penumpang pada H -7 tahun 2016 sebanyak 42.140 orang.

"Total jumlah penumpang yang naik atau berangkat dari wilayah Daops 2 daei H -10 sampai H + 2 adalah 630.472 orang. Total penumpang yang tiba di wilayah Daops 2 sebanyak 487.919 orang," ujarnya.(mrezafauzie)

Berikut urutan stasiun yang paling banyak memberangkatkan penumpang hingga H + 2:

1. Bandung: 164.908 orang
2. Kiaracondong: 86.368 orang
3. Cicalengka: 76.184 orang
4. Rancaekek: 45.953 orang
5. Padalarang: 46.361 orang